Cari Blog Ini

Senin, 12 November 2012

→ MATA SATU ←





Sewaktu saya masih kelas 4 SD yaitu pada tahun 2002 silam, sekolah saya diliburkan selama dua minggu karena memasuki bulan Ramadhan. Oleh karena itu, saya berencana untuk menginap di rumah Kakek (dari pihak ayah) yang tempatnya tidak terlalu jauh dari sekolah dan rumah saya, kira-kira 10 menit perjalanan dari sekolah dan 20 menit perjalanan dari rumah dengan jalan kaki. S
elama menginap di rumah kakek-lah saya mulai belajar untuk melakukan Shaum Ramadhan yang dimulai pada hari pertama dengan hanya sampai jam 17.00 WIB hingga akhirnya pada hari kedua bisa sampai waktu berbuka, Alhamdulillah. Kakek-ku biasanya membangunkan saya dan keluarganya untuk makan sahur pada saat hari masih malam yaitu sekitar jam 02.00 WIB, setelah itu mereka tidur kembali hingga dikumandangkan Adzan Subuh yang akan dikumandangkan sekitar jam 04.30 WIB (Sungguh ini menyelisihi Sunnah Nabi yang seharusnya makan sahur itu dilakukan ketika mendekati waktu subuh).

Pada hari ketujuh, seperti biasa kakek-ku membangunkan saya dan keluarganya untuk makan sahur, kami makan sahur dengan makanan alakadarnya saja, maklum, kami hanyalah keluarga yang sederhana. Setelah itu, kakek, paman, bibi, semuanya masuk kembali kedalam kamar masing-masing untuk tidur lagi sedangkan saya kembali tidur di ruang tamu diatas kursi, hal ini saya lakukan dari hari pertama karena saya lebih senang tidur diatas kursi daripada di kamar. Dalam tidur tersebut, saya bermimpi sesuatu yang aneh (Saya telah lupa seperti apa mimpinya) sehingga karena mimpi inilah saya tersadar, akan tetapi saat itu saya tidak bisa menggerakkan seluruh badan saya, jangankan untuk menggerakkan badan untuk membuka kelopak mata dan untuk berbicara pun saya tidak mampu.

“Apa yang terjadi? Kenapa tubuhku tidak bisa bergerak dan mataku tidak bisa terbuka? Kenapa bibirku tidak bisa terbuka?”, gumamku dalam hati.

Seolah-olah kaki, tangan, leher, dan tubuhku terbelenggu oleh rantai atau sesuatu yang sangat berat. Saya berusaha sekuat tenaga untuk menggerakkan tubuh, membuka mata, dan berbicara, akan tetapi sesuatu itu sungguh sangat kuat dan sangat berat sekali. Mulailah sekujur tubuhku terasa panas dan berkeringat sebagai pertanda tubuh kecil ini mulai lelah. Saat itu, saya berusaha untuk berdoa dan berpasrah diri kepada Yang Maha Kuasa atas yang telah menimpaku, saya berusaha untuk melantunkan ayat suci Al-Qur’an yang saya hafal diluar kepala, yang sering saya baca dalam Shalat,,,,ya,,,ayat itu adalah QS. Al-Fatihah. Saya lantunkan Surat tersebut didalam hati dengan harapan mudah-mudahan Alloh menolongku agar bisa membuka mata ini dan mengerakkan tubuh ini. Tidak berselang lama setelah saya selesai membaca Surat tersebut, mulai terasa seolah-olah rantai atau sesuatu yang berat tersebut mulai berkurang dan akhirnya hilang, betapa senangnya hati ini pada waktu ketika tangan, kaki, dan seluruh tubuh ini bisa digerakkan kembali. Akan tetapi, ketika saya membuka mata…tampaklah sesosok makhluk berada didepanku dengan wajah menghadap kepadaku, jaraknya denganku hanya sekitar satu meter. Ya…sesosok makhluk yang berukuran kecil, tingginya sekitar satu meter, ditutupi oleh kain berwarna putih seperti jenazah, dan ia tidak memiliki anggota wajah yang lengkap, ia hanya memiliki satu mata yang sangat besar dibagian wajahnya, matanya sangat besar seukuran kepala manusia serta makhluk tersebut melayang sekitar satu meter diatas lantai. Melihat hal itu, yang teringat dibenak dan terucap olehku hanyalah teriakan, “Aaakiiiiiiiiiii………………!!!”. setelah itu, makhluk tersebut merendah dan kemudian masuk kedalam lantai,,,ya,,,kedalam lantai, saya melihatnya sendiri.

“Apa yang terjadi? Ada apa? kenapa kamu teriak?”, tanya Kakek, Paman, dan Bibi yang langsung keluar kamar dan menuju ke ruang tamu ketika mendengar teriakanku.

“Ada setan….! ia masuk ke lantai…!”, kataku sambil ketakutan.

“Itu mungkin hanya bayangan saja!!!”, kata kakek-ku yang berusaha menenangkan.

“Bayangan apa, Ki? Memangnya ada bayangan yang berwarna putih?”, kataku.

“Ya, sudah! Kamu tidurnya dengan kakek dikamar ya?”, ajak kakek-ku.

Akhirnya saya pun ikut ke kamar kakek dan berusaha tidur disana. Akan tetapi, mata ini terus saja terbuka sampai pagi tiba…keesokan harinya, saya pun pulang ke rumah tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada kakek-ku, maklum, masih Shock dengan kejadian semalam…
______________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer