Cari Blog Ini

Minggu, 18 November 2012

5 Tanda Ekstrim Akibat Pemanasan Global



Kerusakan alam yang
terjadi saat ini, baik dalam skala Nasional
maupun Internasional, sudah mencapai
tahap serius dan mengancam seluruh
penduduk dunia. Banyak faktor yang
menyebabkan ketidakseimbangnya alam
akibat ulah manusia, cuaca, degradasi

lahan dan lain-lain. Meningkatnya suhu
permukaan bumi, lautan dan atmosfir,
juga sebagai penyebab kemunculannya
hal yang ‘ekstrim’ dari peristiwa alam itu
sendiri. Terutama kerusakan alam akibat
pembakaran bahan bakar fosil (batu
bara, minyak bumi, dan gas alam) yang
melepaskan gas CO2 dan gas-gas lainnya
yang juga disebut gas rumah kaca ke
atmosfir bumi. Kerusakan bumi saat ini
telah menganggu ekosistem hewan dan
tumbuhan, juga masih banyak lagi
tanda-tanda ganjil muncul akibat
pemanasan global.

Berikut uniknya.com menghimpun
tanda-tanda ekstrim akibat pemanasan
global.

1. Gerakan Global Dari Kelompok
Tanaman dan Hewan

Sebuah studi terbaru mengungkapkan,
hampir dari 2.000 spesies tanaman dan
hewan akan mulai menemukan gerakan
massal menuju kutub pada tingkat rata-
rata 3,8 mil (61 km) per dekade. Para
peneliti juga memprediksi bahwa
beberapa spesies tanaman dan hewan
di daerah pegunungan alpen, akan
bergerak secara vertikal pada tingkat 20
kaki (6,1 meter) per dekade pada paruh
kedua abad ke-20.

2. Emisi Metana Dari Hewan

Emisi metana berperan lebih besar
dalam pemanasan global. Tepatnya
tingkat bahaya berada di bawah
karbondioksida (CO2). Dan bila bahan
organik dipecah oleh bakteri di bawah
oksigen (dekomposisi anaerobik)
metana akan terproduksi. Proses
tersebut terjadi dalam usus hewan
herbivora. Oleh sebab meningkatnya
jumlah produksi ternak terkosentrasi,
maka tingkat metana dilepaskan ke
atmosfir akan semakin meningkat.

3. Air Mencoklat

Suhu panas diperkirakan akan
menyebabkan bahan organik di bawah
air danau akan lebih berwarna,
mengubahnya menjadi air berwarna
kecoklatan. Karena sinar matahari
otomatis terhalang, maka tanaman di
dasar danau akan lebih sulit untuk
bertahan hidup. Dan itu berarti spesies
hewan pemakan tanaman akan
berkurang secara signifikan. Jika semua
itu terjadi, seluruh ekosistem akan mulai
menghilang.

4. Serangan Malaria

Sebuah laporan WHO tahun 2000 di
Afrika, menemukan bahwa pemanasan
global adalah penyebab penyebaran
nyamuk malaria dari tiga kabupaten di
Kenya barat selama 13 tahun, dan
menyebabkan wabah penyakit di
wilayah Rwanda dan Tanzania.

Sedangkan di Eropa Barat, WHO juga
memperingatkan suhu hangat akan
membawa pengaruh penyebaran
nyamuk malaria di wiliyah iklim bagian
utara, yang dapat menyebabkan
lonjakan malaria di luar daerah tropis
( Eropa). Serta di Amerika Selatan, berkat
pemanasan global, wabah malaria pun
telah menyebar ke ketinggian yang lebih
tinggi. Seperti di daerah pegunungan
Andes Kolombia dengan ketinggian
7.000 kaki (2.100 m) di atas permukaan
laut. Dan pada september 2006 di
Moskow, Rusia, ditemukan larva nyamuk
Anopheles pembawa malaria untuk
pertama kalinya.

5. Kemungkinan 2.000 Pulau di
Indonesia Akan Lenyap

Sebagai konsekuensi dari
pertambangan yang berlebihan dan
berbagai kegiatan yang merusak
lingkungan. Setidaknya ada 2.000 pulau
kecil di seluruh kepulauan Indonesia
akan lenyap pada tahun 2030.

Dan Kini
Indonesia tercatat telah kehilangan 24
dari 17.500 pulau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer